Testosteron umumnya dianggap sebagai hormon seks pria, namun sebenarnya ditemukan pada pria dan - dalam jumlah kecil - pada wanita. Testosteron mempengaruhi banyak aspek kesehatan pria. Beberapa pria beralih ke suplementasi dengan patch testosteron, suntikan atau gel dalam upaya meningkatkan kadar testosteron, namun hal ini mungkin memiliki risiko yang tidak diinginkan. Nutrisi yang lebih baik, termasuk penggunaan suplemen vitamin dan mineral, juga dapat meningkatkan kadar testosteron.
Sementara pria tidak mengalami penghentian produksi testosteron yang serupa dengan menopause pada wanita, produksi testosteron cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Pada pria, testosteron mempengaruhi kepadatan tulang, distribusi lemak, kekuatan otot dan massa, produksi sel darah merah, libido, dan produksi sperma. Kurangnya testosteron dapat menyebabkan gejala seperti perubahan pola tidur atau kurangnya dorongan seksual dan dapat menyebabkan penurunan ukuran otot, tulang yang lebih tipis, atau penurunan kesuburan.
Vitamin dan Testosteron
Saat ini, vitamin D tampaknya merupakan satu-satunya vitamin yang telah terbukti terbukti berkaitan dengan testosteron. Sebuah studi yang dilaporkan dalam terbitan Agustus "Clinical Endocrinology (Oxford)" bahwa pria dengan kadar vitamin D yang cukup juga memiliki kadar testosteron lebih tinggi daripada pria dengan kadar vitamin yang tidak mencukupi. Vitamin D diproduksi di tubuh manusia bila ada paparan sinar matahari yang cukup, dan beberapa makanan seperti susu telah menambahkan label vitamin D - check untuk memastikannya.
Makan KananSeperti biasa, mengonsumsi makanan seimbang untuk kesehatan yang baik secara keseluruhan adalah pilihan bijak. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kadar testosteron Anda atau ingin melengkapi makanan Anda dengan nutrisi individual seperti seng, pastikan untuk berbicara dengan profesional perawatan kesehatan Anda.