Anemia defisiensi besi adalah suatu kondisi dimana terdapat sel darah merah yang rendah dalam darah karena penurunan kadar zat besi. Anemia defisiensi besi sering terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Ginjal yang sehat menghasilkan hormon yang disebut eritropoietin atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Ginjal berpenyakit tidak menghasilkan cukup eritropoietin, yang menyebabkan anemia.
Pengobatan Anemia Defisiensi Besi pada Pasien dengan Penyakit Ginjal
Pasien dengan anemia karena ginjal yang sakit diobati dengan menggunakan suplemen erthropoietin dan zat besi buatan manusia, menurut NIDDK. EPO biasanya disuntikkan di bawah kulit dua atau tiga kali seminggu. Pasien yang tidak dapat mentoleransi suntikan EPO dapat menerima hormon melalui jalur intravena. Memerangi EPO pada pasien dengan kadar zat besi rendah tidak membantu mengobati anemia. Suplemen zat besi juga perlu dikelompokkan pada pasien anemia karena penyakit ginjal. EPO dan besi bekerja sama untuk meningkatkan jumlah sel darah merah yang sehat dalam darah.
Gejala Anemia pada Pasien dengan Penyakit Ginjal
Pasien dengan penyakit ginjal dini mengembangkan gejala anemia ringan, yang kemudian memperburuk saat penyakit ginjal berkembang. Gejala anemia berkembang karena berkurangnya pengangkutan oksigen ke jaringan dan organ oleh sel darah merah. Pasien dengan anemia mengalami gejala seperti kelelahan, kulit pucat, sesak napas, sakit kepala, lemah, detak jantung tidak teratur, tangan dan kaki yang dingin, kuku yang rapuh, pusing dan lemas, menurut MayoClinic. com.
Efek Samping Suplemen Besi dan Erythropoietin