Saat Anda mencoba lima hari Anda, membuka sekaleng buah persik atau pir dapat terlihat seperti cara cepat memasukkan lebih banyak buah ke dalam makanan Anda. Meskipun tidak memiliki daya tarik visual atau tekstur buah segar, buah kaleng bisa menjadi pilihan sehat selama Anda memperhatikan apa yang sebenarnya ada di kaleng.
Video Hari
Mendapatkan Nutrisi yang Dibutuhkan
Buah kalengan bisa menjadi sumber vitamin dan mineral yang baik, namun periksa label nutrisi untuk menentukan nutrisi apa yang sebenarnya Anda dapatkan. Pengaliran biasanya mengurangi kadar vitamin B dan vitamin C paling banyak, dibandingkan dengan buah segar. Mineral, serat dan vitamin A dan E ditemukan pada tingkat yang hampir sama dengan buah kalengan karena buahnya segar, walaupun hal ini dapat bervariasi tergantung pada jenis buah tertentu. Di sisi lain, buah segar kehilangan nutrisi lebih cepat karena terpapar udara, sementara buah kalengan tetap mempertahankan komposisi nutrisi mereka dari waktu ke waktu, jadi sekaleng persik mungkin memiliki lebih banyak nutrisi secara keseluruhan bila dibandingkan dengan buah persik irisan yang Anda miliki di kulkas. selama seminggu.
Cairan yang mengelilingi buah mungkin sama pentingnya dengan buah itu sendiri. Buah kalengan yang dikemas dalam sirup berat memiliki kalori ekstra dan gula yang bisa mendatangkan malapetaka pada makanan Anda. Jika Anda mencari buah kaleng yang sehat, pilihlah varietas yang dikemas dalam jus atau air mereka sendiri. Karena beberapa vitamin C melepaskan buah dari waktu ke waktu dan berakhir dengan cairan, Anda dapat mempertahankan beberapa nutrisi yang hilang dengan menggunakan cairan juga.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh para ilmuwan di Pusat Keamanan Pangan dan Nutrisi Terapan FDA, sekitar 90 persen barang kaleng mengandung BPA, bahan kimia yang ditemukan di resin yang berjejer kalengnya Sementara penelitian mengenai dampak BPA yang tepat terhadap kesehatan manusia sedang berlangsung, orang yang ingin menghindari BPA harus memilih buah kaleng yang dibuat oleh perusahaan yang tidak menggunakannya dalam kemasannya.
Pertimbangan Ekonomi