Rooibos Tea for Allergies

Drs. Rx: Help Allergies with Rooibos Tea?

Drs. Rx: Help Allergies with Rooibos Tea?
Rooibos Tea for Allergies
Rooibos Tea for Allergies
Anonim

Rooibos, tanaman asli Afrika Selatan, adalah anggota keluarga kacang-kacangan. Nama rooibos berarti "semak merah" di Afrikaans dan tepat menggambarkan daun dan teh yang dibuat dari mereka. Teh Rooibos adalah minuman tradisional di Afrika Selatan dan dalam beberapa tahun terakhir menikmati popularitas yang meluas di seluruh dunia. Penelitian terbaru telah mengungkapkan beberapa manfaat kesehatan yang signifikan dari teh rooibos untuk berbagai kondisi, terutama alergi.

Anti-inflamasi

Aktivitas anti-inflamasi flavonoid rooibos lebih kuat daripada jenis flavonoid lainnya, menurut sebuah studi oleh H. Baba dkk dari Departemen Pediatri dan Pengobatan Remaja, Juntendo University School of Medicine, Tokyo, Jepang. Dalam penelitian pada tikus laboratorium, kadar antioksidan superoksida dismutase bertenaga tinggi pada tikus yang diberi rooibos secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang tidak menerima rooibos. Para peneliti menyimpulkan bahwa rooibos mungkin berguna sebagai suplemen untuk pengobatan gangguan inflamasi, seperti beberapa alergi. Ini juga memiliki keuntungan tambahan karena bebas kafein. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal "Pediatric International" Oktober 2009.

Fermentasi vs Unfermented

Untuk mengobati alergi, pertimbangkan teh rooibos yang tidak difermentasi, yang memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi daripada rooibos yang difermentasi, menurut sebuah studi oleh L. Bramati dari Istituto Tecnologie Biomediche, Milan, Italia. Dalam penelitian ini, aktivitas antioksidan total rooibos yang tidak difermentasi diukur dua kali lebih tinggi dari bentuk tanaman fermentasi.Selain itu, para peneliti mencatat bahwa rooibos mengandung kandungan antioksidan sekitar 50 persen lebih sedikit daripada teh yang dibuat dari bentuk tanaman teh fermentasi Camellia atau yang tidak terfermentasi. Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry Desember 2003,