Jamur chaga telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat pengobatan rakyat di negara-negara Eropa Utara dan Rusia. Dalam studi laboratorium, chaga menunjukkan aktivitas anti-kanker serta sifat anti-inflamasi, antiviral dan kekebalan, menurut Memorial Sloan-Kettering Cancer Center. Jamur pahit ini kadang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Selalu berkonsultasi dengan petugas kesehatan sebelum mencoba tanaman obat, terutama jika Anda minum obat atau memiliki kondisi kesehatan, karena mengonsumsinya bisa menyebabkan efek yang tidak diinginkan.
Video of the Day
Risiko Pendarahan
Mengkonsumsi jamur chaga dapat memperbesar efek obat antikoagulan seperti aspirin dan warfarin. Hal ini menimbulkan risiko pendarahan dan memar. Konstituen aktif dalam jamur adalah kombinasi dari triterpen, termasuk sterol, asam betulin dan polisakarida, serupa dengan jamur Reishi, yang juga menimbulkan risiko pendarahan saat dikonsumsi dengan obat antikoagulan atau anti-platelet.
Pertimbangan
Karena jamur chaga tidak dipelajari dengan baik dalam hal konsumsi manusia, mungkin ada efek samping lain yang tidak terdokumentasi. Menurut Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering di New York, belum ada uji klinis yang menilai keselamatan chaga untuk mengobati atau mencegah kondisi, termasuk diabetes, kanker atau penyakit kardiovaskular, yang kondisi jamurnya memiliki manfaat teoritis.Efek Teoritis
Jamur chaga, seperti jamur lainnya, kaya akan beta glucans. Ini memiliki aktivitas imunomodulasi. Beta glucans menarik karena mengikat komplemen 3, atau CR3. Hal ini memungkinkan sel kekebalan tubuh Anda mengenali sel kanker sebagai "non-self", yang secara teoritis dapat memicu kematian sel sel kanker. Meskipun efek samping dari jamur ini tidak dipelajari dengan baik, jamur lain yang mengandung beta glucans, seperti jamur Reishi, dapat menyebabkan mulut kering dan tenggorokan, mimisan, gatal, sakit perut dan kotoran berdarah, menurut "The Essential Herb -Drug-Vitamin Interaction Guide, "oleh George T. Grossberg dan Barry Fox.