"Twinkle, twinkle, bintang kecil." Meskipun itu seolah-olah hanya sebuah sajak anak-anak yang aneh, puisi Jane Taylor yang kita semua hafal jauh lebih banyak. Ya, ini lagu pengantar tidur. Ya, ini adalah alat bahasa pengantar. Tetapi bagi banyak anak, ini juga merupakan cita rasa ruang dan sains yang pertama — dan gagasan bahwa mungkin ada lebih banyak hal dalam kehidupan daripada yang terlihat.
Tapi ada satu hal: lagu pendek itu salah. Bintang-bintang tidak benar-benar berkelip.
Hah?
Itu benar: perubahan samar dalam kecerahan dan warna — bintang-bintang yang berkilau jelas muncul pada malam yang cerah — semuanya karena atmosfer, dan bagaimana hal itu memengaruhi persepsi manusia. Secara khusus, kerusuhan atmosfer bumi bertanggung jawab atas perubahan cahaya yang kita tafsirkan sebagai bintang yang berkelap-kelip. Dalam istilah astronomi, pengaburan dan kilau seperti itu disebut sebagai "penglihatan astronomi." Ketika atmosfer bergejolak (anggaplah seperti air mendidih, bercampur dan bergerak ke arah yang berbeda), cahaya dari bintang-bintang dibiaskan ke arah yang berbeda. Kemudian, cahaya berubah sedikit dalam kecerahan dan posisi, menghasilkan binar terkenal itu.
Jadi, tidak, itu tidak sepenuhnya ilusi optik; kami benar-benar menyaksikan pergeseran cahaya dan posisi. Tetapi bintang itu sendiri tidak berubah — itu hanya hasil dari lensa yang kita lihat: atmosfer.
Seperti yang Anda ketahui, atmosfer planet kita dibagi menjadi lima lapisan: troposfer (tempat kita tinggal), stratosfer, mesosfer, termosfer, dan, akhirnya, eksosfer (tempat satelit hidup). Lapisan dasar itu, troposfer — khususnya, lapisan batas planet, bagian terdekat dengan tanah — yang bertanggung jawab atas turbulensi, yang mengacaukan segalanya. (Pada catatan lain, turbulensi adalah bagian dari alasan mengapa bola golf terbang di udara seperti yang mereka lakukan; itu juga karena bentuknya yang berlesung pipit unik.)
Sederhananya, matahari menghangatkan gas-gas atmosfer secara tidak merata, menciptakan arus konveksi dan pola angin melingkar saat udara bergerak di antara area bertekanan tinggi dan rendah. Turbulensi mendistribusikan dan memadukan panas, kelembaban, polutan, dan segala sesuatu yang membentuk atmosfer. Lapisan yang menggairahkan ini adalah tempat semua cuaca terjadi, dan turbulensinya bertanggung jawab atas penglihatan astronomi, yang membuat astronomi berbasis bumi yang akurat menjadi sulit. Faktanya, dari semua hambatan yang dihadapi astronomi saat ini — pemotongan anggaran, kekurangan staf, fakta sederhana dan tak terbantahkan bahwa teknologi belum ada di sana — turbulensi adalah yang terbesar.
Teleskop luar angkasa yang kuat seperti Hubble mampu melihat bintang-bintang persis seperti apa adanya, tanpa gangguan atmosfer yang menyebalkan. (Tidak ada atmosfer di luar angkasa). Observatorium ketinggian tinggi — seperti yang ada di Mauna Kea, Hawaii, atau La Palma, di Kepulauan Canary — juga menikmati jarak pandang yang lebih baik, karena ada sedikit udara antara lensa dan bintang-bintang. Chili juga merupakan tempat yang populer untuk observatorium, karena suhu yang lebih dingin menghasilkan kondisi pengamatan bintang yang lebih ideal juga; udara hangat cenderung lebih bergejolak, jadi lebih dingin lebih jernih. Selain itu, pengamatan ruang pasti akan mengalami masalah turbulensi dari waktu ke waktu. Dan untuk fakta yang lebih menarik dari luar yang luar biasa, lihatlah 21 Misteri Tentang Ruang yang Tidak Dapat Dijelaskan oleh Seseorang.
Untuk menemukan rahasia yang lebih menakjubkan tentang menjalani hidup terbaik Anda, klik di sini untuk mengikuti kami di Instagram!