Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak yang dapat diperoleh dari makanan atau disintesis oleh kulit setelah terkena sinar matahari langsung. Cholecalciferol, atau D3, dan ergocalciferol, atau D2, adalah dua bentuk suplemen vitamin D yang paling umum. Potensi cholecalciferol lebih tinggi bila dibandingkan dengan ergocalciferol dengan dosis cholecalciferol dosis tinggi yang jarang melebihi 5.000 unit internasional, atau IU, per hari. Di sisi lain, ergocalciferol tersedia dengan resep sebagai kapsul atau softgels yang mengandung 50.000 unit internasional. Ergocalciferol dosis tinggi sering digunakan secara sementara untuk mengganti toko vitamin D pada pasien dengan defisiensi dan walaupun umumnya aman, efek samping dan reaksi merugikan yang serius dapat terjadi.
Video of the Day
Alergi
Meskipun jarang terjadi, beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap suplemen vitamin D. Ergocalciferol 50, 000 kapsul IU sering mengandung aditif dan zat warna yang dapat memicu reaksi alergi pada sebagian kecil populasi. Reaksi alergi yang serius termasuk gatal-gatal, pembengkakan bibir, pusing atau sulit bernafas akan memerlukan perhatian medis segera.
Karena peran utama vitamin D adalah mengatur penyerapan kalsium diet ke dalam aliran darah, suplementasi dengan produk vitamin D dapat menyebabkan kadar kalsium terlalu tinggi. Hiperkalsemia telah dikaitkan dengan implikasi kardiovaskular serta pembentukan batu ginjal. Hiperkalsemia adalah kondisi yang serius dan pasien yang mengonsumsi suplemen vitamin D harus melakukan pemantauan rutin kalsium dan vitamin D dalam darah.
Vitamin D adalah komponen penting dari makanan dan diperlukan untuk tubuh yang sehat bahkan selama masa kehamilan atau menyusui. Namun, suplementasi dengan ergocalciferol 50.000 IU dapat menyebabkan kelebihan vitamin D dan harus dihindari. Menurut ergocalciferol, atau Drisdol TM, sisipan paket produk, hypervitaminosis D telah ditemukan menyebabkan kelainan janin pada hewan. Ergocalciferol 50.000 IU saat ini dinilai kategori kehamilan C, yang berarti bahwa data yang tidak mencukupi ada pada efek terhadap janin manusia tetapi efek samping telah terlihat pada penelitian hewan. Selain itu, ada kasus hiperkalsemia yang dilaporkan pada bayi yang menyusui yang ibunya diberi vitamin D dosis besar, dilaporkan oleh LD Goldberg dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh "Lancet" pada bulan Desember 1972.
Hypervitaminosis D
Vitamin D, atau dikenal dengan Hypervitaminosis D, dapat menyebabkan kerusakan ginjal, kalsifikasi jaringan ginjal dan pembentukan batu ginjal. Selain itu, toksisitas juga dapat menyebabkan gangguan kognitif.Pasien yang menggunakan resep suplemen dosis tinggi dengan ergocalciferol sering memiliki kadar vitamin D dalam darah yang rutin diperiksa oleh dokter mereka. Pasien juga harus selalu membiarkan dokter mereka tahu apakah mereka berencana untuk mengkonsumsi suplemen vitamin D over-the-counter.